Ekonom
dari Universitas Indonesia itu mengatakan, penggusuran yang kerap dilakukan
oleh penguasa saat ini merupakan inti permasalahan di Jakarta. Menurut Faisal,
hal itu tidak dapat dilakukan karena akan membawa dampak sosial.
"Mungkin
agak revolusioner dan ditentang banyak orang, intinya membangun Jakarta haram
hukumnya dengan menggusur. Tidak boleh ada penguasaan yang semakin
terkonsentrasi," katanya dalam Bincang-Bincang Calon Gubernur dan Calon
Wakil Gubernur yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia di
Pullman Hotel, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2012).
Jika
terus dilakukan, kata Faisal, maka penggusuran dapat memperlebar kesenjangan
antara warga korban penggusuran dan warga baru yang menempati tanah gusuran,
apalagi jika kelas sosialnya lebih tinggi. Ia berpendapat bahwa warga harus
diberi kesempatan menjadi tuan di rumahnya sendiri.
"Kami
tidak akan melakukan upaya penggusuran itu, kami ingin Jakarta ini secara nyata
dimiliki oleh mereka," kata Faisal yang berpasangan dengan calon wakil
gubernur Biem Benyamin dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Untuk
mengatasi masalah ini, Faisal mengusulkan sistem sewa lahan sehingga pemilik
tanah tidak perlu digusur atau menjual tanahnya untuk pembangunan mal atau
perumahan. Menurutnya, hal ini akan efektif mengatasi persoalan penggusuran di
Jakarta.
Ia
memberikan contoh, untuk membangun rumah layak huni dengan memanfaatkan 3/4
lahan untuk permukiman dan 1/4 lahan untuk sarana publik, seperti taman bermain
dan sebagainya. "Apartemen untuk pemilik lama, bukan pemilik baru yang
itu-itu saja sehingga mudah-mudahan dalam jangka waktu yang tidak lama Jakarta
menjadi milik kita bersama, jadi contoh berbagai tempat di Indonesia,"
ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar