Minggu, 26 Februari 2012

Waspadai Perubahan Genetik Virus Flu Burung


Virus H5NI atau yang biasa disebut flu burung memiliki sifat berubah atau bermutasi seiring perkembangan waktu sehingga harus dipantau terus-menerus. Hal itulah yang mengakibatkan salah seorang suspect flu burung asal Tanjung Priok Jakarta Utara, ASR, meninggal dunia setelah sempat divonis negatif flu burung.
Bocah berusia 8 tahun tersebut dirujuk ke RS Persahabatan karena memiliki gejala serupa flu burung. Pihak rumah sakit telah melakukan tiga tahap tes apakah bocah tersebut mengidap virus mematikan tersebut atau tidak. Hasilnya, pihak rumah sakit menyatakan ASR negatif mengidap flu burung. Namun, beberapa hari kemudian, kondisinya kembali memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada 20 Janari 2012 lalu.
Kementerian Kesehatan mengklaim bahwa flu burung menjadi penyebab kematian bocah malang tersebut. Ketua Tim Penanganan Flu Burung Rumah Sakit Persahabatan, Dokter Sardikin Giri Putra mengatakan bahwa masyarakat tetap harus mewaspadai perkembangan virus yang memiliki kemungkinan hingga 80 persen mengakibatkan kematian bagi pengidapnya tersebut.
"Sampai saat ini kita taunya (menular) dari burung ke manusia, yang ditakutkan itu manusia ke manusia lain. Karena bisa bermutasi," ujar Sardikin saat diwawancarai setelah acara peresmian beberapa ruangan perawatan di RS Persahabatan, Jumat (3/2/2012).
Ia juga menambahkan perubahan genetik pada virus H5N1 tersebut juga telah didukung dengan penanganan yang inovatif pula. "Semua virus flu burung itu bermutasi genetikanya, sifat-sifatnya jadi berbeda, kita antisipasi dengan pemberian vaksin yang juga harus diganti-ganti," lanjutnya.
Tambahan Fasilitas di RS Rujukan
Sementara, sebagai rumah sakit rujukan pasien suspect flu burung, Sardikin mengklaim Rumah Sakit Persahabatan telah memiliki fasilitas penunjang perawatan yang cukup dalam prosedur penanganan flu burung. "Kita sudah siap karena kita kan rujukan, ada 13 kamar tidur instalasi yang siap," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, rumah sakit tersebut juga turut meresmikan lima ruangan baru untuk perawatan khusus penyakit pernafasan. Yaitu ruang isolasi flu burung, respiratory intensive care unit (RICU), ruang rawat inap VIP dan VVIP, dan ruang pojok informasi.
Direktur Utama RS Persahabatan Priyanti Z. Soepandi, memaparkan, RICU ialah ruang perawatan intensif untuk pasien kasus-kasus penyakit pernapasan (gagal napas dan atau ancaman gagal napas) akibat gangguan pada paru-paru. Sementara ada juga pojok informasi yang disediakan bagi keluarga pasien dan masyarakat yang membutuhkan informasi tentang penyakit pasien yang adalah anggota atau kerabat mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More